Pendidikan
merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut
Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning
to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
Anak merupakan media komunikasi yang efektif untuk
menyampaikan pesan kepada orang tuanya, dengan berkegiatan dengan anak, maka
pesan akan tersampaikan secara tidak langsung pada orang tua atau orang dewasa
di sekitarnya.
Pada
hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan
harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 dan
harus dilakukan secara komprehensif oleh
para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang
ada disekitar anak.
GSSI (garagesale.sekolahibu@gmail.com) adalah
gerakan sosial yang digagas oleh ananda Aghnie Hasya rif dengan fokus pada Layanan Pendidikan Alternatif dan
Pelatihan Keterampilan Praktis
Saat ini memfasilitasi 15 ibu, 12 anak usia 3
– 5 tahun di PAUD, 30 anak usia 6-16 tahun dan bekerja sama dengan berbagai komunitas
di Bandung
Memfasilitasi
ruang bermain bagi anak-anak agar dapat
mengekslorasi segala aspek
kecerdasan
dan kepekaan sosialnya, dengan stimulasi
berupa penyediaan lingkungan yang kondusif, sehingga anak memiliki kesempatan
untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek
moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan
berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.
Menstimulasi
perkembangan potensi anak dengan
memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
Membuka wawasan dan meningkatkan
ke-pedulian anak-anak terhadap isu perkotaan, juga untuk mengasah kreativitas
serta kemampuan berpikir kritis. Mengembangkan
karakter dan meningkatkan rasa cinta lingkungan
Mengupayakan pengembangan anak dilakukan melalui kegiatan bermain agar tidak
membuat anak kehilangan masa bermainnya. Melalui bermain anak memperoleh
kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, menemukan, dan mengekspresikan
perasaannya.
Memfasilitasi warga sekitar
akan kebutuhan berinteraksi sosial dan penambah wawasan dan keterampilan praktis.
Memberi bekal pada para Ibu untuk mendidik
anak-anaknya agar menjadi generasi unggul
Latar Belakang
Masa kanak-kanak tak bisa diulang dan akan berpengaruh
banyak pada kehidupan masa depannya.
Pendidikan berkualitas adalah hak setiap anak, tapi tidak semua anak
memperoleh pendidikan yang berkualitas karena pendidikan berkualitas biasanya
harus dengan biaya mahal di tambah dengan kurangnya ruang bermain bagi
anak-anak yang dapat mengekslorasi segala aspek kecerdasan dan kepekaan
sosialnya, maka muncullah sifat-sifat
atau kebiasaan anak yang kurang baik,
Dan anak-anak banyak yang menghabiskan waktunya di depan komputer/warnet
sehingga membuat orang tua menjadi bingung dan mencap anak itu dengan label
nakal, malas dan lain sebagainya. Suatu fenomena
kehidupan modern di mana anak-anak mengalami berbagai permasalahan perilaku
karena interaksi mereka dengan alam sangat
terbatas.
Ibu adalah pendidik yang utama dan pertama, tapi sering
kali ibu-ibu kurang bahkan tidak mendapat bekal untuk mendidik anak-anaknya
agar menjadi generasi unggul. Mengingat pentingnya masa ini, maka peran
stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para
pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada
disekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh
potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama,
sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik,
dan seni.
Pendidikan anak yang diberikan pada
awal kehidupan anak untuk dapat berkembang secara optimal harus dilakukan
melalui kegiatan bermain agar tidak membuat anak kehilangan masa bermainnya.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, bermain juga
membantu anak mengenal dirinya, dengan
siapa ia hidup, serta lingkungan tempat di mana ia hidup. Melalui bermain anak
memperoleh kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, menemukan, dan
mengekspresikan perasaannya.
Tujuan
1.
Mengembangkan karakter dan
meningkatkan rasa cinta lingkungan. Dengan penguatan karakter sejak dini,
diharapkan anak dapat berkembang menjadi
pribadi yang optimal sesuai potensinya.
2.
Pemanfaatan ruang terbuka
untuk ativitas masyarakat.
3.
Komunikasi dan kegiatan antar
anak dan orangtua, menjadikan orang tua paham akan pentingnya pendidikan, ruang
untuk bermain dan kreativitas bagi anak.
4.
Membuka wawasan dan meningkatkan
ke-pedulian anak-anak terhadap isu perkotaan, juga untuk mengasah kreativitas
serta kemampuan berpikir kritis. Mengembangkan
karakter dan meningkatkan rasa cinta lingkungan
5.
Memberi
bekal pada para Ibu untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi generasi unggul
6.
Memfasilitasi
pendidikan berkualitas yang tidak harus dengan biaya mahal
7.
Memfasilitasi warga sekitar
akan kebutuhan berinteraksi social, penambah wawasan dan keterampilan praktis.
Visi
:
power of dream, creativity,
and love to share
Misi:
Menyediakan
lingkungan yang kondusif sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan
seluruh potensinya yang meliputi aspek moral, nilai-nilai agama, sosial,
emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan
seni.
Pendidikan anak yang diberikan dilakukan melalui kegiatan
bermain. Melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk berkreasi,
bereksplorasi, menemukan, dan mengekspresikan perasaannya.
Memberi
bekal pada para Ibu untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi generasi unggul
lewat kelas parenting dan berkegiatan bersama ibu-anak